Selasa, 09 Februari 2016

rangkuman sosdas bab 4

PEMUDA DAN SOSIALISASI
1. INTERNALISASI BELAJAR DAN SPESIALISASI
            Pembicaraan dekan FISIP-UI Dr. Manasse malo, Drs. Enoch Markum, drs. Zulkarimen Nasution dalam seminar ‘Remaja dalam Prospek Perubahan Sosial’ menyimpulkan pembicaraan bahwa Masa remaja adalah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis yang dapat memungkinkan mereka berada dalam anomi. Akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua. Dengan demikian, keadaan tersebut seringkali menimbulkan perilaku menyimpang berupa melakukan pelanggaran dan dapat memungkinkan mereka menjadi berpengaruh terhadap media massa. Menurut Enoch Markum, Anomi muncul akibat keanekaragam dan kekaburan norma yang mereka berusaha mencari pegangan norma lain yang bisa mengisi kekosongan dan memberi peluang pada pelanggaran akibat kesalahan pegangan tersebut.
ORIENTASI MENDUA
Menurut Dr. Male, orientasi mendua adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orangtua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadap teman sebaya. Kondisi bimbang yang dialami oleh para remaja menyebabkan mereka melahap semua isi informasi tanpa seleksi. Dengan demikan, mereka adalah kelompok potensial yang mudah dipengaruhi oleh media massa. Menurut Dr. Malo, keadaan bimbang akibat orientasi mendua ini menyebabkan remaja nekad  melakukan tindak bunuh diri dengan diketahuinya remaja  di Jakarta bahwa 5,6% dengan 1337 kasus yang dalam hubungannya dengan diagnosis psikiatris dan faktor sosial kultural.
Mengatasi hal ini ada beberapa solusi yang bisa digunakan. Akan tetapi, harus memperhitungkan peranan kelompok teman sebaya dengan program pendidikan lah yang dapat melawan arus nilai teman sebaya. Disisi lain, waktu luang remaja juga harus diperhatikan. Namun Enoch Markum berpendapat bahwa remaja harus diberi kesempatan berkembang dan beragumentasi. Tidak semua yang termasuk dalam youth cultur ini jelek. Antara remaja dulu dan sekarang disebabkan munculnya fungsi-fungsi baru dalam masyarakat yang dulu tidak ada. Ia memiliki 2 alternatif dalam pemecahan masalah ini, pertama mengaktifkan kembali fungsi keluarga dan pendidikan agama. Kedua, menegakkan hukum yang akan berpengaruh besar dalam pengukuhan identitas dirinya.
PERAN MEDIA MASSA
            Menurut Zulkarnaen Nasution, dewasa ini tersedia banyak pilihan isi informasi. Dengan demikian, kesan semakin permisifnya masyarakat juga tercermin pada isi media yang beredar. Sementara masa remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa, ditandai dengan beberapa ciri.
            Peran media massa terhadap ramaja juga berpengaruh terhadap perilaku dan karakteristik remaja. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju  masa dewasa. Ciri-cirinya yaitu memiliki keinginan memenuhi  untuk menyatakan identitas diri, memiliki kemampuan melepas diri dari ketergantungan orang tua, memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja. Ciri-ciri itulah yang menyebabkan kencenderungan terhadap arus informasi dengan  selera dan  keinginan yang serasi bagi mereka. Solusi kondisi seperti ini adalah perlunya membekali remaja dengan keterampilan berinformasi dengan kemampuan menemukan, memilih, mengevaluasi informasi. Peran pendidikan disinilah juga penting selain orangtua.
Di samping itu, dengan  melakukan  intervensi ke dalam  lingkungan  informasi mereka secara interpersonal. Solusi lainnya adalah bimbingan orang tua dengan tetap memegang teguh tuntunan kode etika dan bertanggung jawab.

2. PEMUDA DAN IDENTITAS
            Pemuda dalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan. Pemuda diharapkan sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya secara terus-menerus (estafet). Pemuda memiliki potensi positif yang harus digarap dalam  hal pengembangan dan  membinaan yang sesuai asas,arah, dan tujuan  serta senantiasa bertumpu pada strategi  pencapaian tujuan  nasional dalam UUD 1945 alinea IV. Proses kematangan dirinya pada berbagai media sosialisasi yang ada harusnya pemuda mampu  menyeleksi, mengendalikan diri, dan mempunyai motivasi yang tinggi.
            a. Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Pola dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan oleh menteri pendidikan dankebudayaan dalam keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor: 0323/U/1978 tanggal 28 oktober1978.
maksudnya adalah agar semua pihak yang terkait benar-benar menggunakannya sebagi pedomanyang dapat terarahmenyeluruhterpaduserta mencapai tujuannyaPola dasar pemibinaan danpengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
1.      Landasaan  idiil              : Pancasila
2.      Landasan konstitusional : UUD 1945
3.      Landasan strategi          : Garis-garis besar Haluan Negara
4.      Landasan historis           : Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945
5.      Landasan normatif         : Etikatata nilaitradisi leluhur.
Pembinaan dan Pengembangan Generasi muda haruslah terdapat kepekaan sebagai bagian mutlak terhadapsituasi-situasi lingkunganKualitas kesejahteraan dasar negara merupakan faktor penentu  pembinaangenerasi muda dan bangsa pada masa mendatangTanpa ikut sertanya generasi mudapembangunanbangsa kita dalam jangka panjang dapat kehilangan kesinambungannya.
            b. Masalah dan Potensi Generasi muda
1.      Permasalahan generasi muncul pada saat iniantara lain :
a.       Menurunnya jiwa idealismepatriotismedan nasionalisme.
b.      Kurangnya kepastian terhadap masa depannya.
c.       Belum seimbang antara generasi muda dan fasilitas pendidikan yang tersedia.
d.      Kurangnya lapangan kerja serta tingginya pengangguran yang mengakibatkatkan berbagai                    problem sosialdalam pembangunan nasioal.
e.       Kurang gizi dalam perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan.
f.       Banyaknya perkawinan dibawah umur.
g.      Pergaulan bebas yang berbahaya.
h.      Meningkatnya kenakalan remaja.
i.        Belum ada peraturan perundangan (hukuman).
2. Potensi – Potensi Generasi Muda/Pemuda
a.       Idealisme dan daya kritis
b.      Dinamika dan kreatif
c.       Keberanian mengambil resiko
d.      Optimis dan bersemangat
e.       Sikap kemandirian dan Disiplin murni
f.       Terdidik
g.      Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan 
h.      Patriotisme dan  nasionalisme
i.        Sikap kesatria
j.        Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri agar ia dapat berperan dan berfungsi. Proses sosialisasi berawal dari keluargaNilai-nilai yang dimiliki oleh individu dan berbagai perandiharapkan dilakukan oleh seseorang, yang semuanya berawal dari lingkungan keluarga sendiriSosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dalam hubungannya dengan sistemsosial.
Proses tersebut membuat individu bertindak interaksiberaneka ragam dalam  kehidupan sehari-hariDalam halini, proses sosialisasi banyak ditentukan oleh  susunan  kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutanJadisosialisasi  dititik beratkan melalui pendidikan dan perkembangannya terhadap diri sendiri dan memandang adanyapribadi orang lain di luar dirinya. Cohen (1983) menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosialisasi yang terpenting ialah keluargasekolahkelompok sebaya, media masa. Secara formal, disajikan  seperangkat  ilmu pengetahuansecara teratursistematisdan perangkat norma yang tegas dan harus dipatuhiSedangkan informal, bersifat tidaksengaja yang mempelajari pola-pola keterampilan.
Tujuan pokok sosialisasi adalah:
1.    Individu diberikan ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan
2.    Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif
3.    Dapat mempelajari fungsi-fungsi organik yang dapat mawas diri
4.    Bertingkah  laku selaras pada lembaga/kelompok khususnya
Faktor lingkungan bagi pemuda dalam proses sosialisasi merupakan pentingkarena proses ini pemuda harus terusberlanjut dengan segala daya imitasi dan  identitasnya.
3. PERGURUAN DAN PENDIDIKAN
            A. MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA
Jika pada abad ke 20 ini planet bumi dihuni oleh mayoritas penduduk berusia mudadenganperkiraan 17 tahuntentu akan menimbulkan beberapa pertanyaan.
Di negara-negara majupada umumnya generasi muda mendapat kesempatan luas dalam mengembangkan kemampuan dan potensi idenyaDalam  mengembangkan gagasan dalam membuatproyek bersama dengan Universitas Oregon dan Unversitas Carnigie Mellon menyimpulkan bahwa lebih daridua 2lusin produk telah dipasarkan dan  menciptakan 800 pekerjaan baru dan memperoleh hasil penjualan$46,5juta. Jerih payah para investor itu membawa negara-negara mereka sebagai negara yang berkembangdalam perekonomiannyaPembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruantinggilebih banyak diarahkan dalam program – program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal.
Kaum muda memang merupakan sumber energi bagi pengembangan masyarakat dan bangsaOlehkarena itupembinaan dan perhatian khusus harus diberikan bagi pengembangan potensi mereka.

            B. PENDIDIKAN DAN PERGURUAN TINGGI
Pendidikan dan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam proses pembangunan  nasional yang juga harus terlibat aktif dan dapat bisa dinikmati oleh setiap orang. Upaya untuk terciptanya kualitas SDM, sebagai prasat utama dalam pembangunan agar suatu bangsa berhasil secara ‘self propelling’ dan menjadi bangsa yang maju dan bermutu. Pendidikan yang dibutuhkan adalah pendidikan dengan dasar dan tujuan menurut pancasila dalam  implementasinya. Melalui pendidikan itu diharapkan bangsa Indonesia mampu membebaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan dengan mencari alternatif lebih baik dan dapat berubah yang berkesinambungan. Dalam hal ini, pemerintah telah cukup berhasil dalam pembaharuan pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang tepat arah dan tepat guna. Akan tetapi, pendidikan formal dapat ditampung dalam pendidikan formal yang melonjak tinggi dan disamakan juga pada pendidikan non-formal dengan berbagai keahlian dan keterampilan. Ada dua faktor yang dapat diamati dalam pembangunan dewasa ini, ialah semakin banyaknya manusia yang membutuhkan pendidikan dan semakin bervariasi mutu pendidikan yang diharapkan oleh mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar